Dalam 6 bulan ke depan, sepertinya hampir semua filmmaker Indonesia akan memroduksi satu atau dua omnibus. Sudah kelihatan trend-nya (CINTA SETAMAN, JAKARTA MAGHRIB, HI5TERIA, DILEMA). Apa sih itu? Apa bedanya sama antologi?
Kata 'omnibus' berasal dari bahasa Latin 'omnibus' yang artinya 'untuk semuanya'. Mungkin ini sebabnya dalam suatu film omnibus, ada genre berbeda-beda yang ditawarkan. Drama, komedi, horor, thriller, dan romkom. Dalam suatu omnibus boleh ada satu tema, atau satu sutradara, atau satu penulis, atau satu aktor yang selalu muncul. Jika dalam 'Jakarta Maghrib' penulis skenarionya hanya satu (Salman Aristo), maka di 'Cinta Setaman', penulis dan sutradaranya satu orang (Hari Dagoe). Berbeda dengan HI5TERIA dan DILEMA yang disutradarai oleh 5 orang sutradara berbeda dengan tema cerita atau genre yang sama.
Kata 'omnibus' berasal dari bahasa Latin 'omnibus' yang artinya 'untuk semuanya'. Mungkin ini sebabnya dalam suatu film omnibus, ada genre berbeda-beda yang ditawarkan. Drama, komedi, horor, thriller, dan romkom. Dalam suatu omnibus boleh ada satu tema, atau satu sutradara, atau satu penulis, atau satu aktor yang selalu muncul. Jika dalam 'Jakarta Maghrib' penulis skenarionya hanya satu (Salman Aristo), maka di 'Cinta Setaman', penulis dan sutradaranya satu orang (Hari Dagoe). Berbeda dengan HI5TERIA dan DILEMA yang disutradarai oleh 5 orang sutradara berbeda dengan tema cerita atau genre yang sama.
Di Hollywood, omnibus sudah diproduksi sejak tahun 1956. Namun popularitasnya kurang sehingga belum menjadi sesuatu yang bisa dijadikan box office. Film omnibus pertama karya Hollywood bisa dibilang 'Invitation to The Dance', film bertema tari yang ditulis, disutradarai dan dibintangi sendiri oleh Gene Kelly. Berisi 3 cerita yang berbeda nuansanya.
Film omnibus yang menjadi hits dan mendapat banyak penghargaan di mana-mana adalah 'Paris Je T'aime' (2006) di mana secara bombastis film ini disutradarai oleh 22 sutradara papan atas dengan menampilkan 18 cerita pendek yang nyaris berhubungan dan dibintangi oleh bintang-bintang bergengsi dunia seperti Nick Nolte, Natalie Portman, Maggie Gylenhall, Elijah Wood, Gerard Depardieu, Juliette Binoche, Olga Kurylenko, dan masih banyak lagi.
Lalu, menjawab pertanyaan apakah omnibus sama dengan antologi, jawabannya adalah ya. Secara estetis memang menarik menonton omnibus dan dengan cara berpikir orang Indonesia yang sering ogah rugi, konsep omnibus ini akan sangat menggoda secara hukum ekonomi: bayar satu dapat banyak.
Pertanyaannya, mampukah filmmaker-nya menemukan konsep cerita unik yang benar-benar membuat omnibus menjadi suatu kekuatan visual dan komersial yang bisa memanggil penonton ke bioskop?
Film omnibus yang menjadi hits dan mendapat banyak penghargaan di mana-mana adalah 'Paris Je T'aime' (2006) di mana secara bombastis film ini disutradarai oleh 22 sutradara papan atas dengan menampilkan 18 cerita pendek yang nyaris berhubungan dan dibintangi oleh bintang-bintang bergengsi dunia seperti Nick Nolte, Natalie Portman, Maggie Gylenhall, Elijah Wood, Gerard Depardieu, Juliette Binoche, Olga Kurylenko, dan masih banyak lagi.
Lalu, menjawab pertanyaan apakah omnibus sama dengan antologi, jawabannya adalah ya. Secara estetis memang menarik menonton omnibus dan dengan cara berpikir orang Indonesia yang sering ogah rugi, konsep omnibus ini akan sangat menggoda secara hukum ekonomi: bayar satu dapat banyak.
Pertanyaannya, mampukah filmmaker-nya menemukan konsep cerita unik yang benar-benar membuat omnibus menjadi suatu kekuatan visual dan komersial yang bisa memanggil penonton ke bioskop?
http://www.ceritamu.com/cerita/istilah-film-omnibus-apa-sih-itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar